Melaksanakan proses pembelajaran menggunakan metode mengajar yang dipilih, sebaiknya lebih melibatkan siswa secara aktif. Hal ini akan membuat siswa lebih paham terhadap materi pelajaran dan bukan sekedar menerima informasi dari guru untuk dihafal. Salah satu metode mengajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif, salah satunya adalah metode penemuan. Hal ini didukung oleh pendapat Hudojo (1998 : 6) bahwa ”Dalam belajar matematika siswa sendirilah yang harus secara aktif membangun pengetahuan mereka ”.
Metode penemuan adalah salah satu cara atau teknik pengajaran yang dalam pelaksanaanya siswa diarahkan untuk menemukan informasi dari bahan ajar yang dipelajarinya. ”Metode penemuan merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan lewat proses belajar mengajar, peserta didiklah yang dibebankan untuk menemukan sendiri pola-pola dan struktur matematika melalui sederetan pengalaman belajar yang lampau ”. Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa dalam proses belajar siswalah yang diarahkan untuk menemukan sendiri pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar yang lampau.
Model belajar penemuan merupakan suatu model yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. ” Pembelajaran dengan penemuan adalah kegiatan pembelajaran yang sengaja dirancang dengan menggunakan metode penemuan, para siswa diajak atau didorong untuk melakukan kegiatan sehingga pada akhirnya siswa menemukan sesuatu yang diharapkan ”. Pembelajaran dengan penemuan memiliki beberapa kelebihan yaitu dapat membangkitkan rasa ingin tahu dan memotivasi siswa untuk terus bekerja sampai mereka menemukan jawaban. Pada pelajaran matematika, belajar penemuan bagi siswa SMP belum memungkinkan untuk diterapkan secara murni karena pada umumnya mereka masih memerlukan bimbingan guru dalam menemukan suatu konsep yang dipelajari. Barhydt menyatakan bahwa:
Metode penemuan murni bagi siswa masih belum memungkinkan, umumnya mereka masih memerlukan petunjuk/bimbingan guru. Namun petunjuk atau bimbingan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa tetap lebih aktif dalam memecahkan masalah untuk menemukan. Metode demikian dikenal sebagai metode penemuan terbimbing.
Pentingnya menerapkan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran adalah mengupayakan proses pembelajaran lebih dirasakan atau disadari oleh siswa. Sebab pada dasarnya siswalah yang difokuskan untuk sadar dalam belajar melalui bimbingan guru. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar yakni belajar sambil bekerja yang diungkapkan Usman dan Setiawati (2001 : 89) yaitu:
Pada hakekatnya siswa senang bila belajar sambil bekerja atau melakukan aktifitas. Mereka akan merasa punya harga diri bila diberi kesempatan untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Bekerja adalah tuntunan pernyataan dari anak. Oleh karena itu, mereka perlu diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang melibatkan otot dan pikirannya dengan demikian kegiatan belajar mencari dan menemukan sendiri akan tertanam dalam diri anak akan terus berkesan dan tidak akan dilupakan.Berdasarkan pandangan di atas maka sebaiknya, guru tidak perlu memberikan seluruh informasi kepada peserta didik. Mereka harus diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan sendiri informasi tersebut.
Dengan menerapkan metode ini, siswa dihadapkan kepada situasi dimana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan, ia membantu siswa agar mempergunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh guru akan merangsang kreatifitas siswa dan membantu mereka dalam ’menemukan’ pengetahuan yang baru tersebut. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan ’mengkonstruksi’ sendiri konsep atau pengetahuan tersebut .
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa metode mengajar merupakan cara atau teknik yang dipergunakan dalam pembelajaran. Metode penemuan terbimbing berarti cara atau teknik yang diterapkan harus mampu membimbing suasana belajar siswa sehingga mencerminkan proses penemuan bagi siswa. Cara atau teknik pengajaran tersebut bisa berupa langkah-langkah penerapan dalam pembelajaran. Usman dan Setiawati (2001:126) mengemukakan bahwa pelaksanaan metode penemuan terbimbing dalam suatu proses pembelajaran tercermin dalam langkah-langkah sebagai berikut:
- Membina suasana yang responsif diantara siswa, penjelasan arti dan proses inkuiri (penemuan ). Dalam hal ini guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang hal-hal yang akan dilakukannya pada kegiatan inti selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
- Mengemukakan permasalahan untuk ditemukan pemecahannya. Memapakarkan permasalahan melalui cerita, film, gambar, dan sebagainya. Kemudian mangajukan pertanyaan yang sifatnya mencari atau mengajukan informasi atas data tentang masalah tersebut. Dalam hal ini guru memberikan penjelasan secara singkat mengenai permasalahan yang hendak dicarikan pemecahannya. Timbulnya permasalahan ini dapat ditujukkan dari gambar atau alat peraga dan cerita yang disajikan oleh guru.
- Mengajukan pertanyaan kepada siswaMengajukan pertanyaan yang sifatnya mencari atau mengajukan informasi atas data tentang masalah tersebut. Dalam hal ini pertanyaan-pertanyaan yang diberikan disusun dalam bentuk lembar kerja siswa (LKS). Pertanyaan dan petunjuk yang diberikan dirancang agar dapat memberikan informasi terhadap pemecahan masalah.
- Merumuskan hipotesis (asumsi/perkiraan yang merupakan jawaban permasalahan tersebut). Perkiraan jawaban ini akan terlihat tidaknya setelah pengumpulan dan pembuktian data. Siswa mencoba merumuskan hipotesis permasalahan tersebut kemudian guru membantu dengan pertanyaan bimbingan. Dalam hal ini guru meminta siswa membuat jawaban atas permasalahan.
- Menguji HipotesisGuru mengajukan pertanyaan yang bersifat mencari data untuk membuktikan hipotesis.
Posting Komentar