Dalam mendefinisikan pembelajaran kontekstual, berbagai pengertian bisa kita temukan. Depdiknas (2002(a):5) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utamanya, yaitu: contruktivisme, inquiry, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya.
Pembelajaran kontekstual juga merupakan konsepsi belajar yang membantu guru mengaitkan mata pelajaran dengan dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai angota keluarga dan sebagai bagian dari kehidupan bermasyarakat (Nurhadi 2002:1). Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa menguatkan, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademiknya dalam berbagai tatanan dalam sekolah dan luar sekolah.
Penerapan pembelajaran kontekstual diharapkan hasil pembelajaran siswa lebih bermakna. Proses pembelajaran pada konsep ini berlangsung secara alamiah dalam bentuk siswa yang bekerja dan mengalami kegiatan pembelajaran, sehingganya pengetahuan yang mereka peroleh adalah pengetahuan yang mereka temukan sendiri bukan dari hasil transfer dari guru ke siswa. Menurut Nurhadi (2002:2) dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. mengelolah kelas sebagai sebuah tim yang bekerja sama menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) datang dari menemukan sendiri, bukan dari apa kata guru.
Pembelajaran kontekstual dalam kaitanya dengan pembelajaran matematika pada dasarnya adalah pemanfaatan realitas dan lingkungan yang dipahami peserta didik untuk memperlancar proses pembelajaran matematika sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan matematika secara lebih baik daripada masa yang lalu.
Masalah konteks dibedakan dalam 3 jenis berdasarkan derajat tingkat realitasnya :
- Konteks yang nyata dalam pikiran (tidak ada konteks)
- Konteks kamuflase (nyata yang diadakan / diciptakan)
- Konteks relevan dan esensial (nyata dalam kehidupan sehari-hari)
Posting Komentar