. Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual | MUARA ILMU
Home » » Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual

Komponen Utama Pembelajaran Kontekstual

Written By Mr. zan on 25/12/11 | 17.24


Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari pembelajaran kontekstual, yaitu konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat balajar (learning community), pemodelan (modeling) , refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment), ketujuh komponen tersebut diuraikan sebagai berikut:

1) Konstruktivisme
Konstruktivis merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap diambil dan diingat, namun manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.

Landasan berpikir konstruktivistik berbeda dengan pandangan kaum objektif dalam hal tujuan pembelajaran. Kaum objektivis lebih menekankan pada hasil belajar yang berupa pengetahuan, sedangkan pandangan konstruktivisme strategi memperoleh lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh keterampilan dan pengetahuan.

2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan (inkuiri) merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran kontekstual, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri.

Kegiatan inkuiri sebenarnya merupakan sebuah siklus, yang terdri dari langkah-langkah yaitu : (1) merumuskan masalah, (2) mengumpulkan data melalui observasi, (3) menganalis dan menyajikan hasil, (4) mengkomunikasikan atau menyajikan

3) Bertanya (Questioning)
Bertanya (questioning) adalah induk dari strategi pembelajaran kontekstual, awal dari pengetahuan, jantung dari pengetahuan, dan aspek penting dari pembelajaran. Pertanyaan dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, berbagai macam bentuk, dan berbagai macam jawaban yang dapat ditimbulkannya.

Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya berguna untuk : (1) menggali informasi, baik administrasi maupun akademis, (2) mengecek pemahaman siswa, (3) memecahkan persoalan yang dihadapi, (4) membangkitkan respon kepada siswa, (5) mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa, (6) mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, (7) memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dihendaki guru, (8) untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, (9) untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

4) Masyarakat-Belajar (Learning Community)
Dalam masyarakat-belajar, hasil pembelajaran dapat diperoleh dari kerja sama dengan orang lain, hasil belajar diperoleh dari sharing antara teman, antar kelompok, dan antara mereka yang tahu ke mereka yang belum tahu. Dalam kelas kontesktual, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar, dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen dalam kemampuan akademiknya.

5) Pemodelan (Modeling)
Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukanlah satu-satunya model, namun model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru para siswanya untuk belajar , dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa-siswa melakukannya. Pemodelan dapat berupa demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar, dan mengoperasikan sesuatu.

6) Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir kebelakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu. Atau refleksi merupakan gambaran terhadap kegiatan atau pengetahuan yang baru saja diterima. Refleksi juga merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Dalam suatu pembelajaran guru perlu melaksanakan akhir program pengajaran, yaitu menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan refleksi.

7) Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Authentic assessment adalah prosedur penilaian yang berbasis kontekstual. Assessment adalah proses pengumpulan data yang bisa memberikan gambaran perkembengan siswa, oleh karenanya assessment menekankan proses pembelajaran, maka data yang dikumpulkan harus diperoleh dari kegiatan nyata yang dikerjakan siswa saat melakukan proses pembelajaran.

Kemampuan belajar siswa dinilai dari proses, bukan hasil. Prinsip utama assessment dalam pembelajaran kontekstual tidak hanya menilai apa yang diketahui siswa, tetapi juga apa yang dapat dilakukan siswa. Penilaian ini mengutamakan kualitas hasil kerja siswa dalam menyelesaikan suatu tugas.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2013. MUARA ILMU - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger