Mungkin kalian juga pernah mendengar
kisah ini, kisah yang seringkali saya ceritakan kepada murid-muridku dikelas.
Seorang anak kecil berusia 10 tahun
yang duduk dibangku sekolah dasar. Pada suatu kesempatan gurunya memberikan
soal matematika kepada seluruh siswa. Setelah diberikan, tanpa menunggu waktu
yang lama sang murid tadi pun dengan percaya diri langsung menjawabnya, dan
jawabannya benar. Berikutnya gurupun kembali memberikan pertanyaan yang lebih
sulit dari pertanyaan sebelumnya, dan kembali dengan sangat cepat anak tadi
langsung menjawabnya, jawaban benar. Soal terus diberikan kepada seluruh siswa
dan anak itu pun menjawab semua pertanyaan itu dengan cepat dan tepat. Hingga
akhirnya guru tersebut memberikan soal yang dipikirnya tidak akan mungkin
dijawabnya karena soal itu tidak pantas diberikan kepada anak setingkat
dirinya. Soalnya yaitu 1+2+3+4+… dst sampai… +100. Dan anehnya anak tersebut
dengan cepat kembali menjawab 5050, yah.. jawaban benar.
Setelah menjawab semua pertanyaan
dengan cepat dan benar, anak itu dipanggil ke depan kelas. Dan tanpa di duga
anak yang pandai itu mendapat tamparan yang keras dari gurunya. Sungguh aneh,
bukan diberikan hadiah malah tamparan, bukan pujian malah rasa sakit yang dia
rasakan, dan seperti itulah yang terjadi padanya. Tapi apa alasan mengapa gurunya melakukan itu? Gurunya kemudian
berkomentar, itu karena kamu tidak memberikan kesempatan kepada teman-temanmu
untuk ikut mencari jawaban. Aneh dan sungguh sangat aneh.
Itulah sepenggal kisah yang dialami
oleh seoarang anak yang cerdas. Namun dibalik itu semua ada hikmah yang dapat
diambil dari kisah tersebut. Bahwa semestinya anak tersebut tidaklah pantas
menerima tamparan itu, dan yang pantas menerimanya adalah kita-kita ini yang
selalu malas mengerjakan ketika diberikan soal, lambat selesai atau bahkan
tidak dikerjakan. Disuruh bertanya juga tidak mau, dan kalau ujian namanya
menyontek sudah jadi kebiasaan.
Dan untuk guru.
Mungkin ada benarnya pikiran dari guru di atas
tadi dengan tidak ingin membiarkan satu siswa atau sebagian kecil saja yang
aktiv dalam belajar. Namun begitu, semestinya lebih baik berpikir untuk mencari
strategi dan membuat inovasi baru dalam kegiatan belajar. Sangat banyak
teori-teori pembelajaran yang bisa dipelajari. Tapi ingat, pelakunya adalah
anda, dan siswanya anda yang mestinya lebih tahu karakternya. Maka yang dapat
anda lakukan setelah mempelajari segala teori adalah merancang strategi
mengajar dan membuat inovasi baru dengan pikiran anda sendiri, dengan begitu
pasti mudah mengaplikasikannya dalam kegiatan belajar-mengajar. Karena andalah
perancangnya.Itulah sedikit nasehat yang dapat saya titipkan untuk teman-teman guru dan terkhusus ananda semua siswa-siswi generasi harpan. Semoga ada manfaatnya. Aminn...
Posting Komentar