Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
Pembelajaran ini adalah pembelajaran yang menantang asumsi bahwa seluruh resitasi dan diskusi perlu disetting seluruh kelompok dalam kelas. Dalam pembelajran, para siswa dibagi kedalam kelompok yang beranggotakan 4 sampai 6 orang siswa yang masing-masing berpasangan untuk saling bekerja sama dan saling membantu. Struktur ini memiliki prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Andaikan guru baru saja menyelesaikan suatu penyajian singkat, atau siswa telah membaca suatu tugas atau situasi penuh teka-teki telah dikemukakan, sekarang guru menginginkan siswa memikirkan secara lebih mendalam tentang apa yang telah dijelaskan atau dialami. Ia memilih untuk menggunakan strategi Think Pair Share sebagai pengganti dari tanya jawab seluruh kelas. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (Ibrahim dkk, 2000) adalah sebagai berikut:
Tahap 1 : Thinking (berpikir), guru mengajukan pertanyaan, isu atau masalah yang berhubungan dengan pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk memikirkan pertanyaan atau masalah tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.
Tahap 2 : Pairing (berpasangan), guru meminta siswa berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan suatu pertanyaan atau masalah dan berbagi ide jika suatu persoalan itu telah diidentifikasi. Biasanya guru memberi waktu 4 – 5 menit untuk berpasangan.
Tahap 3 : Share (saling menukar ide), guru meminta kepada pasangan kelompok untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Model pembelajaran kooperatif tipe think pair share, dibagi atas 5 fase, yakni: (1) penyajian materi, (2) berpikir bersama, (3) transisi ke pasangan/tim, (4) monitoring dan (5) berbagi jawaban.
Adapun karakteristik model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share antara lain:
a. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan pasangan dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi dipasangkan dengan rendah, tinggi dengan sedang, dan sedang dengan rendah berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru dan hasil tes awal.
b. Penghargaan lebih berorientasi perorangan dari pada kelompok atau pasangan.
Kelebihan dari pembelajaran kooperatif Think Pair Share adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya pikir siswa, memperoleh kedalaman tingkat pengetahuan dan menciptakan kemampuan berpikir kritis siswa
2. Meningkatkan kemampuan bekerja dan menyelesaikan masalah secara bersama-sama
3. Mendorong siswa untuk memperhatikan pendapat orang lain
4. Menyenangkan siswa dalam belajar
5. Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa, dan
6. Mengembangkan rasa percaya diri siswa.
Pada saat masalah, isu atau soal diajukan keseluruh kelas, masing-masing siswa berpikir secara mandiri untuk beberapa saat dan kemudian memecahkan masalah itu secara berpasangan. Kemudian masing-masing pasangan kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk mewakili pasangannya untuk memberikan jawaban melalui pemanggilan secara acak. Wakil kelompok/pasangan yang menjawab soal dari guru, tidak hanya terfokus pada siswa yang lebih mampu atau didasarkan atas kesepakatan kelompok/pasangan, tetapi semua siswa mempunyai kesempatan untuk mewakili kelompok atau pasangan tanpa dibeda-bedakan hingga seperempat pasangan telah mendapat kesempatan untuk melaporkan jawabannya.
Selain memiliki beberapa kelebihan, pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini tentu memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan yang ada pada pembelajaran ini tidak lepas dari kelemahan yang ada pada pembelajaran kooperatif, yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dan guru sehingga sulit mencapai target kurikulum, membutuhkan kemampuan khusus guru dalam melakukan atau menerapkan model pembelajaran kooperatif dan menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama. Meskipun demikian, kelemahan tersebut masih dapat teratasi bila guru senantiasa berusaha mempelajari dan menerapkan pembelajaran kooperatif dengan tipe Think Pair Share secara bersungguh-sungguh, serta dibarengi dengan penggunaan fasilitas pembelajaran secara optimal.
Posting Komentar